Halo Sobat Hukum! Hari yang penuh keceriaan dan special untuk semua perempuan hebat, tanggung dan gigih. Ibarat super hero DC yaitu Wonder Woman. Sesosok ibu akan terus melekat sampai akhir hayat seorang anak. Tak luput ibu menjadi panutan untuk kita tumbuh dan berkembang. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan cinta seorang ibu bagi anak-anaknya. Cintamu tidak ada bandingannya, tanpa syarat, dan tidak dapat dipisahkan. Ke mana pun aku pergi atau apa yang aku lakukan, pada akhirnya aku selalu menemukan diriku terhibur dengan nasihatmu.
"Aku mencintaimu, Ibu.Kami segenap keluarga Safir Law News mengucapkan Selamat Hari Ibu"
Kami membagikan karya yang penuh cinta kasih terhadap ibunya, sebuah karya cerita pendek yang berjudul ‘Hadiah Untuk Seorang Ibu’ karya Fatur Rahman. Selamat Membaca, Sobat Hukum!
Hadiah Untuk Seorang
Ibu
Karya : Fatur Rahman
Di siang yang panas,
aku mengendarai sepedaku dengan cepat. Aku ingin segera sampai ke rumah karena
perutku ini sudah tak tahan untuk diisi. Sesampainya di rumah, aku langsung
memarkirkan sepedaku di garasi, aku langsung menuju ruang makan. Tapi alangkah
kecewanya hatiku, ketika kubuka tudung saji yang kosong. Sekarang, mamaku belum
pulang dari kantor, ayahku sedang ada tugas di luar kota,sedangkan adikku
sedang latihan drum band. Dan ketika kubuka kulkas, kulihat ada sekotak kue
blackforest. Tanpa pikir panjang lagi, aku pun langsung melahapnya dan tersisa
setengah kotak. Setelah kenyang, aku pun membaca komik yang kupinjam dari
perpustakaan di sofa ruang tamu. Ketika jam menunjukkan pukul 5 sore, mamaku
pulang dari kantornya dengan membawa 1 kantong plastik isi ayam goreng untuk
lauk nanti malam. Ketika mamaku membuka kulkas, ia terkejut “lho, siapa yang
makan kue disini?”. Spontan saja, aku langsung menjawab “aku ma, emangnya
kenapa?”. mamaku langsung menuju ruang tamu dan menatapku dengan tajam, aku
sampai heran melihatnya. “kenapa kamu langsung memakannya? Kenapa tidak Tanya
mama dulu? Itu adalah kue pesanan teman sekantor mama
yang harus diberikan
tanggal 23 nanti, dan sudah tidak ada lagi persediaannya di toko!” kata mamaku
dengan marah. Aku pun terkejut tapi karena aku tidak mau disalahkan, aku pun
berusaha memberi alasan “salah mama sendiri, pulang kerja sore kok tidak
meningggalkan cemilan untuk makan siang. Kan aku lapar”. mamaku semakin
menajamkan tatapannya padaku “kan kamu bisa beli!” begitu katanya. Karena
marah, akupun tak menjawabnya dan masuk ke kamar meninggalkan mamaku di ruang
tamu yang sedang bingung.
Keesokan harinya, aku
tak bicara sepatah kata pun pada mamaku dan langsung berangkat sekolah. Di
sekolah, kulihat teman-temanku berkumpul membicarakan hari ibu. Lalu kudatangi
tiara, teman dekatku yang kulihat sedang sibuk membuat sesuatu. “hai tiara,
sedang bikin apa?” tanyaku. “ini aku lagi bikin kartu untuk ibu di hari ibu
besok. Aku kasihan pada ibuku yang mengurusi rumah, kelihatan letih sekali “
jawab tiara sambil tetap fokus pada kartunya itu. Aku pun hanya mengangguk dan
segera duduk di depan tiara. Sepanjang pelajaran aku tak bisa konsentrasi
karena memikirkan kejadian kemarin. Dan setelah dipikir-pikir aku merasa
bersalah pada mama, akhirnya aku pun akan mengganti kue itu dengan cara
semampuku.
Sepulang sekolah, aku
menghampiri tiara “tiara, kamu tau gak tempat yang menjual kue blackforest?”
tanyaku. “setahuku sih udah gak ada” jawab tiara. “ mmm, kalau gitu bantuin aku
bikin kue blackforest ya untuk hari ibu siang ini di rumahku?” pintaku pada
tiara. “oke, kartuku kan udah selesai” jawab tiara.”makasih ya” kataku sambil berlari
meninggalkan tiara untuk menuju ke toko buku. Di toko buku, aku memilih buku
panduan membuat kue blackforest.
Setelah membayarnya,
aku pun pulang ke rumah dan menyiapkan bahannya di bantu bi irah. Tak lama
kemudian, tiara datang membantuku. Akhirnya, kami bertiga membuat kue
blackforest bersama-sama. Kue selesai dibuat menjelang petang, aku lega sekali.
Lalu tiara pun pulang dengan membawa kue blackforest yang kutitipkan padanya,
sedangkan aku dan bi irah membereskan peralatan-peralatan bekas membuat roti.
Jam 8 malam mama baru pulang, tapi aku juga tetap sama sekali tidak bicara
padanya.
Esok harinya di
sekolah, aku membuat kartu berbentuk hati dibantu tiara. Dan saat pulang
sekolah, aku terlebih dahulu berkunjung ke rumah tiara untuk mengambil kue dan
meminta saran bagaimana sebaiknya membuat kejutan ini karena berhubung tiara
adalah ahlinya. Setelah itu, aku langsung pulang ke rumah untuk melaksanakan
rencana kejutan yang telah ku diskusikan bersama tiara. Lalu, aku membersihkan
rumah sebagai kejutan selanjutnya untuk ibuku. Setelah membersihkan rumah, aku
mandi lalu jam 4 sore aku pergi main ke rumah tiara. Dan jam 5 nanti, sebelum
mamaku pulang, aku akan berpura-pura santai menonton tv. Itulah sebagian
rencanaku dengan tiara.
Jam 4 sore, aku pun
main ke rumah tiara. Hingga akhirnya, jam menunjukkan pukul 5 dan sebentar lagi
mamaku akan pulang. Aku langsung pulang ke rumah dan berpura-pura nonton tv.
Tak lama kemudian, mamaku pulang. Kulirik, mamaku memandangi rumah dengan
heran. Mungkin ia berpikir mengapa rumah bersih? Padahal bi irah sedang ambil
cuti hari ini, padahal bi irah memang sengaja ku suruh untuk libur. Lalu
kulirik lagi, mama menuju dapur. Setelah itu
Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tiba-tiba saat aku sedang menonton tv, mamaku memeluk aku dari belakang sambil menangis dan berbisik sesuatu ke telingaku “terima kasih ya sayang, kuenya sangat enak”. Lalu kusambut pelukan mamaku sambil meminta maaf “maaf ya ma, aku sudah membuat mama marah”. mamaku hanya mengangguk, dan mengajakku untuk makan kue bersama yang dibeli ibuku di depan kantornya. Saat makan, mamaku memujiku karena usahaku membuat kue, membersihkan rumah sendirian, sampai membuat kartu yang membuat ibuku terharu. Aku menuliskan surat seperti ini ‘selamat hari ibu ya ma. Aku merasa bersalah karena telah memakan kue mama. Karena itu, aku membuat kue ini dibantu tiara dan bi irah. Silakan dicoba ya ma kuenya, sudah ku sediakan di piring. Kalau tidak enak maaf ya ma. Sekali lagi, aku minta maaf ma.’ Mulai saat itu, aku dan mamaku tidak pernah bertikai lagi.
0 Komentar