Cok Rat : Menwa Jaga Keutuhan NKRI, Teruskan Semangat Para Pejuang

Denpasar - Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi atau Cok Rat menceritakan bahwa dulu Ayahnya ketika menempuh pendidikan di Surabaya, memasok senjata Jawa ke Bali yang dihimpun di Bangsal untuk disalurkan kepada para pejuang di Bali. Hal tersebut dikemukakan ketika menerima buku Merangkai Jejak Perjalanan Menwa Ugraçena oleh Kasmen Korps Menwa Ugraçena bertempat di Museum Bung Karno pada 13 Maret 2023.

Acara penyerahan buku juga disaksikan oleh Civitas Akademika Universitas Warmadewa yang juga Sekretaris PWI (2000-2004) Nyoman Mardika; Manajemen Monumen Perjuangan Bangsal, Bagus Ngurah Rai; Dewan Redaksi Atnews Made Widia; Arsitek Museum, Bu Asrini; dan Pengurus Skomen Krisna Andika. (MM)

Cok Rat yang pernah menjadi Ketua DPRD Provinsi Bali mengharapkan generasi muda khususnya Resimen Mahasiswa didalam mengisi pembangunan dan berjuang mengisi kemerdekaan agar tetap menjaga keutuhan NKRI. Cok Rat yang juga pernah menjadi Bupati Badung, mengapresiasi penerbitan Buku edisi pertama ini. "Ini merupakan dokumen yang luar biasa", tegasnya. 

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Prof. Dr. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, S.H., M.Hum yang juga menerima Buku Merangkai Jejak Perjalanan Menwa Ugraçena, juga mengapresiasi hal tersebut.

Pihaknya mengakui keistimewaan Markas Korps Menwa Ugraçena yang terletak di Kawasan Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) yang merupakan Markas Pertemuan Rahasia Bawah Tanah Perang Kemerdekaan RI di Bali saat itu. Ia berharap semangat juang tersebut membuat Menwa tetap konsisten dalam menjaga empat konsensus dasar negara dan ketahanan nasional. 

Tak ketinggalan, Pimpinan Museum Bung Karno, Gus Marhaen juga mengapresiasi terbitnya buku dengan editor Prof. Dr. Ir. Wayan Windia,SU dan Bagus Ngurah Rai tersebut sebagai koleksi perpustakaan. 

Ia mengatakan Menwa merupakan bagian dari sejarah bangsa. Ia pun menegaskan apa yang ada saat ini merupakan anugerah dari para pejuang terdahulu.

Khususnya Perjuangan Rakyat Bali yang dipusatkan di rumah Kopera yang terletak di Desa Gaji. Dari rumah kopera tersebut tercetuslah ide-ide baik. Di kawasan tersebut juga telah berdiri Monumen Menwa Ugraçena yang diresmikan oleh Rektor Universitas Udayana (2013-2017), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD sebagai tonggak sejarah pengabdian Menwa Ugraçena terhadap bangsa. "Saya mengakui perjuangan tersebut, wajib menjabarkan dan mengimplementasikan nilai yang terkandung dalam sejarah demi menjaga keutuhan NKRI", pungkasnya. 

Kabag Humas MPB, Mumtazah M,S.Ked menjelaskan dalam masa perang kemerdekaan, bangunan bangsal itu dimanfaatkan untuk pertemuan para pemuda pejuang, dalam rangka mengatur strategi mengusir penjajah Jepang dan Belanda (NICA). 

Pertemuan para pemuda pejuang itu dikoordinasikan oleh Made Widja Kusuma (Pak Joko), Subroto Aryo Mataram, dan Bagus Made Wena. Pak Joko adalah Ketua Pemuda Republik Indonesia (PRI), dan kemudian menjadi Wakil Pimpinan Perang Kemerdekaan di Bali (DPRI Sunda Ketjil).

Subroto Aryo Mataram (putra dari Ki Hajar Dewantara), adalah penghubung antara pemerintah pusat dengan pimpinan perjuangan kemerdekaan di Bali. Sedangkan Bagus Made Wena (tuan rumah), adalah penyedia berbagai fasilitas perjuangan kemerdekaan. 

Mumtazah selaku Kasmen Korps Menwa Ugraçena merasa bersyukur karena telah diizinkan bermarkas di tempat yang sarat akan sejarah dan selalu didukung dalam melaksanakan setiap kegiatan bernuansa kebangsaan. 

Posting Komentar

0 Komentar